Misteri Situs Megalitikum Gunung Padang (Harta Karun, Piramida, atau Atlantis yang Hilang?)
Gunung Padang yang terletak di kabupaten Cianjur, Jawa Barat menarik minat para peneliti dan masyarakat luas setidaknya sejak tahun 1979. Situs Gunung Padang yang berbentuk mirip dengan piramida tersebut disebut-sebut berusia jauh lebih tua daripada Piramida Giza yang berada di Mesir. Selain itu rumor tentang adanya harta karun di bawahnya serta dugaan yang mengatakan bahwa tempat itu adalah Atlantis yang hilang makin menambah misteri situs megalitikum tersebut. Mungkinkah Indonesia sebenarnya telah memiliki peradaban maju ribuan tahun sebelum masehi? Akankah keberadaan situs Gunung Padang dapat mengubah peta peradaban dunia?
Situs Gunung Padang berlokasi di perbatasan Gunung Padang dan Panggulan, Desa Kriyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi situs ini dapat dicapai 20 km dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, di jalan antara kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi.
Situs ini memiliki luas kompleks sekitar 900 m2 dan terletak di ketinggian 885 meter di atas permukaan laut. Areal situs ini sendiri luasnya mencapai 3 hektar, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar yang ada di Asia Tenggara.
Situs Gunung Padang |
Lokasi situs ini berbukit-bukit dan cukup curam, menjadikannya sulit dijangkau. Kompleksnya sendiri memanjang, menutupi bukit yang dibatasi oleh jejeran batuan andesit persegi dengan ukuran besar. Dikelilingi oleh lembah-lembah yang dalam, situs ini rupanya telah lama dikeramatkan oleh penduduk setempat.
Nama Gunung Padang berasal dari bahasa Sunda. Kata "padang" berarti siang, cahaya, atau terang. Jadi maksudnya di gunung Padang itu manusia mendapatkan pencerahan yang menerangi kehidupannya.
Situs Gunung Padang sendiri diperkirakan memiliki luas 10 kali luas Candi Borobudur dengan tinggi tiga kali lipat candi umat Budha tersebut
Laporan awal tentang situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundigen Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan) pada tahun 1914. Setelah itu seorang sejarawan asal Belanda, N.J. Krom juga menyinggung mengenai situs bersejarah ini pada sekitar tahun 1949.
Buletin Dinas Kepurbakalaan (1914) yang memuat situs Gunung Padang |
Namun situs ini tak mendapatkan banyak perhatian, hingga akhirnya pada tahun 1979 tiga orang penduduk setempat bernama Endi, Soma, dan Abidin kemudian melaporkannya pada penilik kebudayaan kecamatan Cempaka mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun di sebuah tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede.
Segera setelah itu orang-orang dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mendatangi tempat tersebut dan melakukan pengecekan. Selanjutnya dilakukanlah kajian yang melibatkan berbagai pakar arkeologi, sejarah, dan geologi untuk meneliti secara mendalam situs tersebut.
Namun selain itu rupanya kemunculan situs ini juga dibalut dengan berbagai rumor dan legenda. Mulai dari harta karun Prabu Siliwangi, piramida, hingga Atlantis yang hilang.
Situs Gunung Padang Berusia Lebih Tua dari Piramida Giza?
Situs Gunung Padang disebut-sebut sebagai salah satu situs tertua di dunia. Situs ini diperkirakan pertama kali dibangun pada sekitar tahun 8000 SM, bandingkan dengan piramida Mesir yang dibangun pada tahun 2500 SM. Situs ini juga lebih tua jika dibandingkan dengan Mahenjo Daro dan Harappa serta peradaban Mesopotamia lainnya.
Jika kita tilik sejarah kebudayaan Indonesia, peradaban di negeri ini disebut dimulai sekitar tahun 600 Masehi di Kutai. Sebelumnya tak pernah ada peradaban besar yang mencolok. Masa-masa sebelumnya di Indonesia hanyalah masa bercocok tanam dan nomaden, jadi sama sekali belum memiliki peradaban tinggi.
Para peneliti melakukan berbagai pengujian di situs Gunung Padang. Mereka melakukan uji tomografi sinar X, pencitraan 2D dan 3D, survei radar penembus tanah, pengeboran inti, uji carbon dating, hingga penggalian.
Para peneliti melakukan berbagai pengujian di situs Gunung Padang. Mereka melakukan uji tomografi sinar X, pencitraan 2D dan 3D, survei radar penembus tanah, pengeboran inti, uji carbon dating, hingga penggalian.
Melalui cara dan metode inilah para ahli mulai menemukan berbagai lapisan struktur yang tersebar di area tersebut. Rupanya, lapisan-lapisan itu dibangun telah dibangun ribuan tahun yang lalu dalam periode-periode waktu yang berbeda.
Struktur dan lapisan yang terdapat di situs Gunung Padang |
Lapisan paling atas adalah yang paling muda, berusia sekitar 3000-5000 tahun. Pada lapisan ini terdiri dari pilar batuan basal yang membenuk dinding dan jalur.
Uniknya, batuan yang berada di lapisan teratas ini memiliki susunan yang diyakini berdasarkan pada perhitungan astronomi yang canggih.
Kemudian di bawah permukaan tersebut ada lapisan kolom batu dengan kedalaman hingga 3meter yang diperkirakan berusia 7.500-8.300 meter. Sementara itu pada lapisan keiga yang memanjang hingga 15 meter di bawah permukaan berusia jauh lebih tua. Menurut para ahli kemungkinan usianya mencapai 9.000 tahun, bahkan ada yang mengklaim usianya bisa mencapai 28.000 tahun.
Kemudian di bawah permukaan tersebut ada lapisan kolom batu dengan kedalaman hingga 3meter yang diperkirakan berusia 7.500-8.300 meter. Sementara itu pada lapisan keiga yang memanjang hingga 15 meter di bawah permukaan berusia jauh lebih tua. Menurut para ahli kemungkinan usianya mencapai 9.000 tahun, bahkan ada yang mengklaim usianya bisa mencapai 28.000 tahun.
Bukan hanya soal usia situs yang sangat tua, ternyata pada situs ini ditemukan 20 tingkat terasering punden berundak yang menunjukkan kecanggihan peradaban dan teknologi pada masa itu. Disebut pula bahwa letak terasering tersebut berada di tengah-tengah bukit serta ada aliran sungai tepat di bawah situs. Betapa struktur desainnya sangat diperhitungkan.
Salah satu bagian yang sangat menarik dari situs ini menurut ahli dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI adalah bahwa struktur bangunan situs ini seperti sengaja disamarkan. Bagian bawah tanah dengan peradaban maju terkubur di bawah tanah dan bangunan megalith sederhana dibangun di atasnya. Entah kenapa pembangunannya seperti itu. Ada dugaan bahwa kecenderungan disamarkannya situs itu tak lain untuk mencegah penjarahan.
Salah satu bagian yang sangat menarik dari situs ini menurut ahli dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI adalah bahwa struktur bangunan situs ini seperti sengaja disamarkan. Bagian bawah tanah dengan peradaban maju terkubur di bawah tanah dan bangunan megalith sederhana dibangun di atasnya. Entah kenapa pembangunannya seperti itu. Ada dugaan bahwa kecenderungan disamarkannya situs itu tak lain untuk mencegah penjarahan.
Jika memang hasil uji tersebut valid, maka otomatis situs Gunung Padang jauh lebih tua dari Piramida Giza di Mesir. Apalagi mengingat bentuknya berupa segitiga sama sisi yang sempurna, sangat mirip dengan bentuk piramida. Lebih dari itu, hal ini dapat mengubah peta peradaban dunia bahwa dahulu nenek moyang orang Indonesia ternyata memiliki peradaban yang jauh lebih maju bahkan melampaui peradaban-peradaban tertua di dunia.
Piramida Giza |
Selain itu para ahli menduga terdapat magalit atau batu besar yang tersembunyi di bawah situs, beberapa di antaranya mengatakan sisa kuil kuno berusia ribuan tahun.
Gunung Padang dan Prabu Siliwangi
Jika membahas misteri yang ada di Indonesia, saya menyadari maka sebagian besarnya akan berbalut dengan mitos atau legenda. Hal itu juga ditemukan pada misteri situs Gunung Padang ini.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat di sekitar Gunung Padang menganggap situs ini keramat. Apa sebab? Rupanya penduduk sekitar berasumsi bahwa tumpukan batu persegi besar yang berada di atas gunung adalah tempat keramat dan menduga bahwa dahulunya digunakan oleh Prabu Siliwangi untuk bersemedi atau semacamnya.
Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja adalah raja Kerajaan Sunda Galuh yang memerintah pada tahun 1482-1521. Sampai saat ini situs gunung Padang ini masih menjadi tempat bagi beberapa orang untuk melakukan persemedian atau semacamnya.
Ilustrasi Prabu Siliwangi |
Selain itu pada situs ini disebut menyimpan harta karun emas, meskipun selama ekskavasi yang telah berlangsung puluhan tahun tak pernah didapati adanya harta karun emas di dalam gunung tersebut.
Benarkah Wilayah Indonesia Adalah Atlantis yang Hilang?
Blog merinding ini pernah membahas mengenai Atlantis yang hilang, yang mana sampai saat ini tak pernah diketahui di mana posisi benua misterius itu berasal. Atau bahkan benarkah benua itu memang pernah ada atau hanya karangan Plato saja.
Plato dalam bukunya Timeus dan Criteas yang ditulis pada sekitar tahun 360 SM menyebutkan bahwa ada tempat di belahan dunia ini yang begitu indah, makmur, dan kaya akan sumber daya. Namun tempat itu sangat tersembunyi. Mungkinkah Atlantis itu adalah Indonesia? Berbagai spekulasi meyakini bahwa benua legendaris itu memang dahulunya berada di bumi nusantara.
Plato dalam bukunya Timeus dan Criteas yang ditulis pada sekitar tahun 360 SM menyebutkan bahwa ada tempat di belahan dunia ini yang begitu indah, makmur, dan kaya akan sumber daya. Namun tempat itu sangat tersembunyi. Mungkinkah Atlantis itu adalah Indonesia? Berbagai spekulasi meyakini bahwa benua legendaris itu memang dahulunya berada di bumi nusantara.
Sementara itu peneliti Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir memperkirakan bahwa sebenarnya situs ini dahulunya difungsikan sebagai situs pemujaan oleh masyarakat yang berada di sana pada sekitar tahun 2000an SM.
Selain itu kedua peneliti itu juga menduga adanya hubungan ritual pemujaan itu dengan adanya batu-batu balok yang mengeluarkan suara seperti musik saat dipukul.
Batu-batu itu terhampar di luar lapisan gunung dan diduga digunakan sebagai alat bunyi-bunyian untuk keperluan pemujaan.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Gunung_Padang
https://sains.kompas.com/read/2018/12/18/170000423/misteri-situs-gunung-padang-di-jawa-barat-diungkap-dalam-pertemuan-agu?page=all
https://phinemo.com/fakta-gunung-padang/
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20181207192748-199-351979/situs-gunung-padang-misteri-pengubah-sejarah-dunia
https://www.youtube.com/watch?v=FlJHiR_-l48 (BandungFe Institute)
No comments: