Ads Top

6 Abad Membawa Malapetaka di India, Thuggee Membunuh Demi Dewi Kali

Thuggee adalah geng pembunuh profesional yang terorganisir. Tidak jarang mereka digambarkan sebagai mafia pertama di dunia, beroperasi dari abad ke-13 hingga ke-19 di India. Kata thug berasal dari bahasa Sanskerta thag yang berarti penipu. Enam abad mendatangkan malapetaka di India, Thuggee membunuh demi dewi Kali.

Thuggee terkenal karena pembunuhan ritualistik yang dilakukan atas nama Dewi Hindu Kali. Sebagai perwujudan dari dewi Siwa Parwati, Kali sering digambarkan dengan rupa yang menyeramkan. Ia berkulit hitam dan berwajah mengerikan dengan lidah menjulur. Wajah atau tubuhnya sering digambarkan berlumuran darah. Dewi Kali mengenakan kalung tengkorak ular dileher atau dikaki.

Di masa pendudukan Inggris, kultus ini masih beroperasi. Maka kata thug yang artinya penjahat dimasukkan ke dalam bahasa Inggris.

Kelompok pembunuh di India

Untuk melaksanakan tujuannya, thuggee bergabung dengan para pengembara. Setelah mendapatkan kepercayaan mereka, thuggee akan membunuh pengembara itu. “Ini biasanya dilakukan dengan mencekik menggunakan sapu tangan atau tali,” ungkap Joanna Gillan di laman Ancient Origins.

Dengan menggunakan metode cepat dan tenang ini, prosesnya tidak meninggalkan darah. Thuggee juga tidak memerlukan senjata khusus, kecuali tali atau sapu tangan. Mereka kemudian akan merampok korbannya dan menguburnya dengan hati-hati.

Operasinya melibatkan kerja sama tim dan koordinasi tingkat tinggi baik selama penyusupan dan penyerangan. Setiap anggota geng memiliki fungsi khusus. Ada yang memikat pengembara dengan kata-kata menawan, bertindak sebagai pengintai, serta mengambil peran sebagai pembunuh.

Beberapa perkiraan mengeklaim bahwa thuggee bertanggung jawab atas sekitar dua juta kematian. Namun, tidak ada sumber yang dapat dipercaya untuk mengonfirmasi kapan thuggee pertama kali beroperasi.

Catatan pertama tentang thuggee

History of Fīrūz Shāh karya Ẓiyāʾ-ud-Dīn Baranī merupakan catatan pertama yang diketahui menyebutkan tentang thuggee. Catatan itu muncul di tahun 1356.


Sebagian anggota thuggee Hindu menyembah dewi kehancuran dan pembaruan, Kali. “Penyembahan inilah yang membentuk dasar dari tindakan mereka,” tambah Gillan. Kelompok ini percaya bahwa mereka membantu Kali menjaga keseimbangan duniawi yang baik dan yang jahat.

Semua anggotanya mempercayai takhayul dan menjalankan ritual tertentu. Semua ini membuat geng tersebut dianggap sebagai suatu sekte. Mereka memiliki jargon rahasia yang disebut ramasi. Thuggee memiliki tanda-tanda tertentu yang hanya dikenali oleh anggotanya. “Ini membuat mereka saling mengenali bahkan di tempat terpencil sekalipun di India,” imbuh Gallin.

Thuggee juga terikat oleh seperangkat aturan, seperti larangan mencuri milik seseorang tanpa membunuhnya sesuai dengan ritual terlebih dahulu. Kasta rahmana tidak dibunuh karena kemurniannya dan membunuh orang sakit dianggap sebagai pengorbanan yang tidak layak. Bagi para wanita, mereka beruntung karena thuggee tidak membunuh wanita karena dianggap penjelmaan Kali.


Keanggotaan thuggee

Keanggotaan dalam persaudaraan thuggee sering kali melalui garis keturunan, diturunkan dari ayah ke anak. Selain itu, ada juga yang dilatih oleh seorang guru. Ini mirip dengan anggota magang. Mereka mencoba untuk menyelaraskan diri dengan thuggee lain dengan harapan direkrut.

Terkadang anak-anak musafir yang terbunuh kemudian dipersiapkan untuk menjadi thuggee. Pasalnya, kehadiran anak-anak membantu menghilangkan kecurigaan pada kelompok ini saat akan melancarkan aksinya.

Saat pendudukan Inggris, thuggee akhirnya ditekan oleh penguasa Inggris di India pada tahun 1830-an. Pemerintah Inggris melakukan pelaksanaan “Tindakan Penekanan Thuggee dan Dacoity”.

Undang-undang itu menetapkan bahwa thuggee yang ada di dalam atau di luar wilayah East India Company akan dihukum. Hukuman itu berupa penjara seumur hidup dengan kerja paksa.

Sejumlah strategi diterapkan untuk membantu keberhasilan undang-undang baru. Ini termasuk insentif bagi anggota thuggee untuk menyerahkan rekan-rekannya. Pemerintah juga menyebarluaskan informasi tentang thuggee untuk mendidik dan memperingatkan masyarakat dan pengembara.

Menurut Guinness Book of Records, Behram penjahat dari India, memegang rekor sebagai pembunuh paling produktif. Sebagai pemimpin sekte thuggee di distrik Oudh, India, ia mencekik sedikitnya 931 korban. Ini dilakukan antara tahun 1790 dan 1840. Setelah penangkapannya, pada tahun 1840 Behram dan keluarganya dieksekusi di Jabalpur.

Setelah setidaknya enam abad mendatangkan malapetaka di seluruh India, hari-hari thuggee berakhir. Saat ini, reputasinya tetap hidup dalam nama mereka. Nama kelompok ini kemudian jadi istilah yang digunakan untuk merujuk pada penjahat muda yang agresif dan kejam.

No comments:

Powered by Blogger.