Temuan Sabuk Perunggu Prajurit Urartu di Kota Kuno Satala, Turki
Penggalian arkeologi tengah dilakukan di kota kuno Satala yang bertempat di distrik Kelkit, provinsi Gümüşhane, Turki. Dari kota kuno ini ditemukan peninggalan benda kuno berupa sabuk perunggu milik prajurit Urartu.
Dilansir dari Arkeonews, potongan sabuk perunggu itu ditemukan di sebuah makam dan merupakan salah satu temuan terpenting tahun 2021. Penggalian ini dilakukan di bawah arahan Lektor Kepala (Associate Professor) Şahin Yıldırım.
Adanya potongan sabuk tersebut membuktikan bahwa Kerajaan Urartu memperluas perbatasan barat lautnya ke wilayah Gümüşhane. Kerajaan Urartu (abad ke sembilan hingga enam SM) membentang dari Efrat di barat hingga Danau Urmia di timur dan dari Pegunungan Kaukasus di selatan menuju Pegunungan Zagros di bagian utara Irak.
Kerajaan ini berpusat di sekitar Danau Van yang terletak di Anatolia bagian timur saat ini. Pada masa kejayaannya, Kerajaan Urartu membentang dari perbatasan Mesopotamia bagian utara ke Kaukasus bagian selatan, termasuk Turki saat ini, Nakhchivan, Armenia, dan Georgia bagian selatan (sampai sungai Kura).
Terdapat berbagai motif pada sabuk perunggu ini, mulai dari Haldi, dewa utama bangsa Urartu, figur dewa-dewi hingga simbol tumbuhan dan hewan. Dapat dipahami dari definisi geografis, perbatasan kerajaan ini tidak mencakup wilayah Laut Hitam di bagian utara Turki. Namun dengan penemuan sabuk ini tampaknya memperluas batas wilayah sebelumnya.
Kota kuno Satala terletak sekitar 88 kilometer dari pusat Gümüşhane dan 28 kilometer dari pusat Kelkit. Kota kuno Satala bertempat di desa Sadak yang berbatasan dengan kecamatan Kelkit. Wilayah ini merupakan pintu gerbang dari Anatolia dan Cappadocia ke wilayah Laut Hitam pada zaman dahulu.
Penggalian arkeologis dimulai empat tahun lalu dengan dukungan dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata bersama pihak-pihak terkait lainnya. Penggalian dilakukan di area seluas 25.000 meter persegi di mana tinggal Legiun Apollinaris 15 dari empat legiun besar di perbatasan timur Kekaisaran Romawi memerintah selama 600 tahun.
Selama penggalian di Castrum yang dianggap sebagai kamp utama legiun sabuk perunggu milik prajurit ditemukan. Melansir dari Ancient Origins, sabuk logam, medali, dan pelat perunggu merupakan sumber informasi penting tentang agama, mitologi, dan kehidupan sosial orang-orang Urartu. Baik melalui kualitas pengerjaan maupun dekorasi atau motif yang digunakan.
Penggambaran pada objek-objek ini memberikan wawasan tentang pakaian, kehidupan sehari-hari, dan organisasi sosial masyarakat kala itu. Adegan perang, mitologi, dan kehidupan sehari-hari, termasuk tumbuhan dan hewan, digarap dengan baik ke dalam sabuk perunggu ini.
Diyakini bahwa ikat pinggang yang lebih sempit digunakan oleh wanita dan yang lebih lebar digunakan oleh pria. Karena catatan tertulis kuno tentang Kerajaan Urartu sangat langka, budaya Zaman Perunggu dan Besi yang penting tetapi terlupakan ini dipahami melalui reruntuhan arsitektur dan pencapaian kerajinannya yang luar biasa.
Fragmen sabuk perunggu milik oleh seorang pejuang dari Urartu yang baru ditemukan sangat penting karena kelangkaan dan pengerjaannya yang menakjubkan. Akan tetapi juga karena mereka membuktikan bahwa kekuatan kerajaan Urartu meluas lebih jauh ke utara daripada yang diyakini sebelumnya.
Sementara itu, Kerajaan Urartu juga dikenal sebagai Kerajaan Van merupakan peradaban Zaman Perunggu dan Zaman Besi. Kerajaan ini berkembang di sekitar Danau Van di dataran tinggi Armenia antara abad kesembilan dan keenam SM.
Kerajaan itu mengendalikan wilayahnya yang luas melalui kekuatan tentaranya dan jaringan benteng. Tidak banyak yang diketahui tentang peradaban karena kurangnya catatan tertulis.
Sejak penggalian dimulai pada abad ke-19, banyak artefak luar biasa telah ditemukan yang menunjukkan betapa terampilnya para pekerja logam di sana. Kerajaan itu hanya bertahan beberapa abad dan menghilang agak tiba-tiba pada abad keenam SM karena penyebab yang masih belum diketahui.
No comments: