Ads Top

Spesies Tokek Baru Ini "Menelanjangi" Dirinya Ketika Merasa Terancam


inilah Geckolepis megalepis, spesies tokek bersisik baru yang berhasil diidentifikasi oleh para ilmuwan. Tak seperti tokek pada umumnya, spesies ini memiliki sisik yang cukup besar dan tebal, hampir seperti lempengan tulang yang menempel di kulitnya.

Uniknya lagi, sisik-sisik itu bisa rontok ketika hewan tropis tersebut merasa terancam, dan bisa pulih hanya dalam beberapa minggu. Mekanisme pertahanan diri ini serupa dengan kadal dan cicak yang melepaskan ekornya untuk mengecoh musuh, atau dikenal dengan istilah autotomi.

“Kulit mereka memiliki siklus regenerasi yang luar biasa cepat,” kata Mark Scherz dari Ludwig Maximilian University of Munich.

G. megalepsis merupakan spesies asli Madagaskar, dan berukuran hingga 7 cm dari ujung moncong hingga ke pangkal ekor. Meski pertama kali terlihat pada akhir 1990-an, namun para peneliti butuh waktu lama untuk mengidentifikasinya.

Tak seperti tokek pada umumnya, spesies ini memiliki sisik yang cukup besar dan tebal, hampir seperti lempengan tulang yang menempel di kulitnya. (Neil D\'Cruze via National Geographic)
Para ahli herpetologi sering kali mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dan membedakan spesies G. megalepsis dari kerabatnya, karena harus mengidentifikasinya berdasarkan jumlah dan pola sisik sebagai ciri utama. Padahal, sangat sulit menangkap hewan tersebut tanpa membuat sisik mereka rontok. Selain itu, mereka juga sangat misterius dan mahir menyamar.

“Saya sendiri hanya pernah sekali menangkap salah satu tokek bersisik dan hanya kehilangan beberapa sisiknya,” ujar Scherz.

Ketika analisis genetik pada tahun 2013 menunjukkan setidaknya ada 12 spesies Geckolepis yang hidup atau pernah hidup, Scherz memutuskan untuk menggunakan pendekatan baru untuk menganalisis tokek bersisik  tanpa bergantung pada penampilan luar. Bersama penasihat doktoralnya, Frank Glaw, Scherz kemudian memanfaatkan teknologi Tomografi Mikro berbasis komputasi (Micro CT) untuk memindai tengkorak G. megalepsis.

Tengkorak spesies Geckolepis megalepis (Mark D Scherz via National Geographic)
Setelah menemukan sejumlah perbedaan dalam anatomi tengkorak, termasuk bentuk beberapa tulang belakang dan tulang hidung, Scherz dan timnya akhirnya mengidentifikasi G. megalepsis sebagai spesies baru dan menerbitkannya dalam jurnal PeerJ.

Meskipun kawasan karst yang menjadi habitat G. megalepsis dilindungi, hewan tersebut tetap terancam punah oleh operasi pertambangan safir, kebakaran hutan yang disebabkan manusia, dan hewan ternak yang dibebaskan berkeliaran di habitat sempit reptil tersebut.

Aktivitas manusia yang tak ramah lingkungan menyebabkan hutan Madagaskar rusak dan membahayakan spesies yang tinggal di dalamnya. (Neil D\'Cruze via National Geographic)
Karena alasan-alasan itulah, Scherz merekomendasikan agar International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan spesies tersebut ke dalam daftar spesies dengan status “Hampir Terancam”.

Madagaskar merupakan rumah bagi 350 spesies reptil darat, dan hampir 90 persen di antaranya tak ditemukan di tempat lain di dunia, kata Neil D’Cruze, peneliti yang memimpin penelitian dan kebijakan satwa liar di World Society for the Protection of Animals di London.

“Survei dasar yang lebih banyak sangat dibutuhkan untuk memahami dan kemudian melindungi kekayaan reptil sejati di titik utama keanekaragaman hayati ini,” ucapnya.

No comments:

Powered by Blogger.