Runtuhan Piramid dan Kota Bawah Laut di Lepas Pantai Kuba
Peninggalan prasejarah kembali ditemukan di dasar laut. Kali ini runtuhan tersebut berada dilepas pantai Semenanjung Guanahacabibes Pinar del Río, Kuba, yang kira-kira berusia 6000 tahun!
Dengan menggunakan Kapal Selam Robot untuk menjelajah dasar laut Kuba, para peneliti mengemukakan bahwa mereka telah menemukan beberapa struktur-struktur bebatuan yang mungkin telah dikonstruksi oleh peradaban kuno yang tidak diketahui ribuan tahun lalu. Penemuan itu dilaporkan oleh Pauline Zalitzki, seorang insinyur kelautan, dan suaminya Paul Weinzweig.
Ahli-ahli dari Perusahaan Penjelajah Kanada mengatakan bahwa selama musim panas, mereka mendokumentasikan puing-puing dari “Kota yang Hilang” dibawah permukaan laut dilepas pantai Semenanjung Guanahacabibes (Guanahacabibes Peninsula), disebelah barat pulau Kuba pada koordinate 21.772547°N 084.836736°W.
Setelah mengetahui bahwa sifat penemuan mereka nantinya mungkin tidak seluruhnya dapat diakui, namun pemimpin ekspedisi mengatakan bahwa mereka akan kembali pada bulan Januari 2001 untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
“Ini adalah sebuah stuktur yang mengagumkan yang mungkin merupakan suatu pusat kota yang besar”, ujar Paulina Zelitsky, ahli kelautan Kanada dari perusahaan Advance Digital Communication (ADC).
Peneliti mengklaim bahwa struktur misterius tersebut kemungkinan besar telah dibangun paling tidak sekitar 6000 tahun yang lalu (1.500 tahun sebelum piramida pertama di Giza, Mesir).
Pada bulan Juli 2000, peneliti ADC menggunakan peralatan sonar untuk mengindentifikasikan sebuah objek di dasar laut pada kedalaman 650 meter, yang tersusun secara simetris dari batu-batuan, menyerupai sebuah layout kota yang dilapisi oleh pasir, dan secara jelas terlihat.
Gambar pada sonar ditafsirkan sebagai bangunan yang simetris dan geometris, struktur batu menyerupai sebuah kompleks perkotaan yang pertama kali dicatat diawal tahun 2001 seluas 2 kilometer persegi (200 hektar) di kedalaman antara 600 meter (2.000 kaki) dan 750 meter (2.460 kaki).
”Dari atas, stuktur-struktur tersebut terlihat seperti piramid, jalan dan bangunan-bangunan,” imbuh Paulina.
Satu tahun kemudian, pada bulan Juli 2001, tim ADC, rekan Paulina dari Kuba dan ahli-ahli dari akademi Ilmu Pengetahuan Kuba kembali ke area tersebut dengan menggunakan kapal laut bernama Ulises dan mengirimkan robot kapal selam, yang dikendalikan oleh remote control untuk mendokumentasikan bagian-bagian dari area seluas 20 meter persegi.
Hasilnya menunjukkan adanya blok-blok besar dari granit yang berbentuk formasi melingkar dan tegak lurus. Sebagian dari blok-blok tersebut, mempunyai panjang dua sampai lima meter, tidak terlapisi oleh apapun. Yang lainnya dilapisi oleh sedimen dan pasir putih.
Menurut para peneliti, penemuan yang membangkitkan minat ini menyajikan bukti bahwa Kuba kemungkinan besar terhubung dengan Yucatan Peninsula oleh garis daratan.
“Ada banyak teori baru tentang pergerakan daratan dan kolonisasi dan apa yang kita lihat disini menyajikan banyak informasi-informasi baru yang menarik,” jelas Zelitsky.
Akhirnya pada 12 Desember 2001 lalu, Reuters memberitakannya dengan judul: ”Puing-puing dari “Kota yang Hilang” Ditemukan di Bawah Laut Kuba”
Penemuan baru di Kuba ini telah menyajikan bukti yang lebih jauh untuk kebudayaan prasejarah. (Reuters/erabaru/wikipedia)
No comments: