SURGA SHANGRI LA YANG HILANG DI TIBET
Kisah Shangri Lapertama kali dituturkan oleh James Hilton, seorang Novelis Inggris. Pada tahun 1933 ia menuliskan sebuah novel dengam judul Lost Horizon. Ide cerita dalam novel ini ia dapatkan dari seorang biksu Budha Tibet yang menceritakn tentang sebuah istna atau kerajaan yang hilang selama berabad – abad. Di Tibet terdapat sebuah lembah yang hilang yang disebut Shangri La. Dalam keyakinan masyarakat Tibet, di tempat tersebut semua kebijaksanaan atu ilmu pengetahuan ras manusia berkumpul, tetapi tempat tersebut terputus dari dunia luar. Baca Juga: Game slot tanpa potongan
Sebenarnya sekitar empat abad
sebelum James Hilton menuliskan bukunya tersebut, kisah tentang istana atau
surga yang hilang tersebut telah diketahui oleh masyarakat Barat. Desa desus
ini berawal dari peta misterius dan tulisan kuno milik Kaisar Akbar
dari Karajaan Mughal pada abad ke – 16 M. Pada saat itu para biksu Tibet
memberitahukan mengenai kerajaan yang hilang di suatu tempat di pegunungan
Himalaya kepada sang Kaisar. Kemudian sang Kaisar menuliskan kisah tersebut
dalam suatu teks beserta petanya. Satu abad stelahnya, teks ini ditemukan oleh
seorang misionaris Barat di Calcutta. Dalam teks kuno tersebut tertulis nama sebuah
daerah yang diyakini merupakan tempat keberadaan Shangri La yaitu Shambala.
Sementara itu peta kuno yang diyakini memetakkan wilayah Tibet hanya
berupa gambaran kosong putih besar. Dalam peta tersebut hanya ada satu titil
yang tertulis Manasarovar Lacus yang artinya Danau Mansarovar.
Nama Shambala memang ada dalam
teks yang dikenal sebagai Tantra Kalachakara yaitu doktrin tertinggi ajaran
Budha Mahayana. Tetapi dalam doktrin ini, tempat yang bernama Shambala muncul
sebagai konsepsi mistis, spiritual dan bukan tujuan geografis. Kalachakra
bercerita tentang tanah di belakang Himalaya yang diperintah oleh Raja
Sucandra, orang yang pertama kali belajar ajaran Kalachakra dari Buddha
Sakyamuni sendiri. Meskipun kisah Raja Sucandra ini sekarang dikenal sebagai
mitos Tibet, tetapi kisah ini pertama kali tercatat pada tahun 966 M di India.
Di Shambala, orang-orang hidup
dalam damai dan harmoni, setia pada prinsip-prinsip agama Buddha dan tidak ada
perang dan kesedihan. Shambala adalah tanah ajaib tidak seperti setiap tempat
lain di bumi. Tempat ini terletak di bawah bayangan “gunung putih yang megah”.
Dalam bahasa Sansekerta,
Shambhala berarti "tempat kedamaian”. Menurut legenda, The
King of Shambhala melakukan perjalanan ke India untuk bertemu
Buddha dan mempelajari ajaran Kalachakra. Dia kemudian membawa ajaran Budha ini
kembali ke Kerajaannya, di mana ajaran tersebut tetap dilestarikan. Dikatakan
bahwa hanya orang dengan hati murni yang dapat hidup di Shambhala. Di sana,
mereka akan menikmati kemudahan dan kebahagiaan abadi dan tidak merasakan
penderitaan, tidak memiliki keinginan dan tidak mengalami penuaan. Hanya ada
cinta dan pemerintahan yang bijaksana. Penduduk berumur panjang, memiliki tubuh
yang indah dan sempurna serta memiliki kekuatan supernatural. Pengetahuan
spiritual mereka dalam, tingkat teknologi mereka sangat maju, hukum mereka
adil.
Setelah misionaris menemukan
peta dan teks kuno milik Kaisar Akbar. Banyak orang yang berusaha untuk
menemukan tempat tersebut berdasarkan petunjuk yang ada di peta, tetapi tidak
ada yang berhasil.
No comments: