Ahli Mesir Kuno Mengungkap Kota Emas yang Hilang
Para arkeolog telah menemukan sisa-sisa kota kuno di gurun di luar Luxor yang mereka katakan terbesar yang pernah ditemukan di Mesir. Peninggalan itu berasal dari zaman keemasan firaun, kira-kira 3.000 tahun yang lalu. Ahli Mesir terkenal Zahi Hawass mengumumkan penemuan itu sebagai kota emas yang hilang. Ia mengatakan, situs tersebut ditemukan di dekat Luxor, rumah dari Lembah Para Raja yang legendaris. "Misi Mesir di bawah Dr. Zahi Hawass menemukan kota yang hilang di bawah pasir. Kota ini berusia 3.000 tahun, berasal dari masa pemerintahan Amenhotep III dan terus digunakan oleh Tutankhamun dan Ay," kata tim penggalian tersebut dalam sebuah pernyataan, Kamis (8/4), seperti dilansir AFP.
Baca Juga: Info slot Gacor
Tim penggalian menyebut temuan itu sebagai kota kuno terbesar yang pernah ditemukan di Mesir. Betsy Bryan, profesor seni dan arkeologi Mesir di Universitas Johns Hopkins, mengatakan peninggaalan itu adalah penemuan arkeologi terpenting kedua sejak makam Tutankhamun hampir seabad yang lalu, menurut pernyataan tim. Barang-barang perhiasan telah digali, bersama dengan bejana tembikar berwarna, jimat kumbang scarab, dan bata lumpur bertuliskan segel Amenhotep III. "Banyak misi asing mencari kota ini dan tidak pernah menemukannya," kata Hawass, yang adalah mantan menteri peninggalan antik. Tim memulai penggalian pada September 2020, antara kuil Ramses III dan Amenhotep III di dekat Luxor, sekitar 500 kilometer (km) di selatan Kairo. "Dalam beberapa minggu, yang sangat mengejutkan tim, formasi bata lumpur mulai muncul di segala arah. Yang mereka gali adalah situs sebuah kota besar yang kondisinya masih terjaga kelestariannya, dengan dinding hampir selesai, dan ruangan yang penuh dengan peralatan kehidupan sehari-hari," bunyi pernyataan itu. Makam Penuh Harta Karun Setelah tujuh bulan penggalian, beberapa lingkungan telah ditemukan, termasuk tempat pembuatan roti yang lengkap dengan oven dan tembikar penyimpanan, serta distrik administrasi dan pemukiman. Amenhotep III mewarisi sebuah kerajaan yang membentang dari Sungai Efrat di Irak modern dan Suriah hingga Sudan.
Baca Juga: Situs Slot pulsa tanpa potongan
Ia meninggal sekitar 1354 SM, menurut sejarawan kuno. Firaun tersebut memerintah selama hampir empat dekade, sebuah pemerintahan yang terkenal dengan kemewahan dan kemegahan monumennya. Di antaranya Kolosi Memnon, dua patung batu besar di dekat Luxor yang mewakili dirinya dan istrinya. "Lapisan arkeologi tidak tersentuh selama ribuan tahun, ditinggalkan oleh penduduk kuno seolah-olah itu kemarin," kata pernyataan tim. Bryan berkata, kota itu akan memberi kita gambaran yang langka tentang kehidupan orang Mesir kuno pada saat kekaisaran berada di posisi terkaya. Tim tersebut mengatakan mereka optimis temuan penting lebih lanjut akan terungkap, dengan catatan mereka telah menemukan kelompok pekuburan yang dapat dicapai melalui tangga yang diukir di batu. Konstruksi itu mirip dengan yang ditemukan di Lembah Para Raja. "Misi tersebut mengharapkan untuk mengungkap makam yang belum tersentuh, penuh dengan harta karun," tambah pernyataan itu. Setelah bertahun-tahun ketidakstabilan politik pasca pemberontakan Musim Semi Arab pada 2011 lalu, ini memberikan pukulan telak untuk industri pariwisata Mesir. Negara ini berusaha mendatangkan kembali pengunjung, khususnya dengan mempromosikan warisan kuno.
Baca Juga: Game slot tanpa potongan
Pekan lalu, otoritas Mesir mengangkut sisa-sisa mumi 18 raja kuno dan empat ratu melintasi Kairo dari Museum Mesir yang ikonik hingga Museum Nasional Peradaban Mesir yang baru. Prosesi tersebut dijuluki Parade Emas Firaun. Di antara 22 jenazah adalah Amenhotep III dan istrinya Ratu Tiye. Pada Januari, negara tersebut mengungkap harta karun kuno yang ditemukan di pekuburan Saqqara yang luas di selatan Kairo, termasuk lebih dari 50 sarkofagus kayu yang berasal dari Kerajaan Baru (abad 16 hingga 11 SM). Hawass menyebut penemuan tersebut telah menulis ulang sejarah. Mantan menteri penemuan antik tersebut akan memimpin tur pers tentang temuan terbaru timnya di luar Luxor, Sabtu (10/4). Ia sempat menuai kritik dari beberapa arkeolog lain karena selera hiperbola Hawass dalam promosi penemuannya.
No comments: